Sumber : Wahid Romadlon
Surat Pembaca, Suara Merdeka, 14 Maret 2010
Lagu Ebiet berjudul “Ayah” mungkin bisa mengingatkan seseorang akan kebesaran seorang ayah. Ya, pengorbanan besar seorang ayah tidak bisa dilupakan sepanjang masa. Tapi biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja di perantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya akan merasa kangen sekali dengan mamanya. Lalu, bagaimana dengan papa?
Mungkin karena mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata papa-lah yang mengingatkan mama untuk meneleponmu? Dulu sewaktu kamu kecil, mama yang lebih sering mengajakmu bercerita, tapi tahukah kamu bahwa sepulang papa bekerja dan dengan wajah lelah papa selalu menanyakan pada mama tentang kabarmu dan apa yang kamu lakukan seharian?
Saat masih kecil papa biasa mengajari naik sepeda. Setelah menganggapmu bisa, papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian mama bilang : “Jangan dilepas dulu roda bantunya. Mama takut adik jatuh dan terluka.” Tapi sadarkah bahwa papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu “kamu pasti bisa”.
Pada saat kamu menangis merengek minta dibelikan boneka atau mainan yang baru, mama menatapmu iba, tetapi papa akan mengatakan dengan tegas : “Besok ya, papa belikan.” Tahukah kamu hal itu karena tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu terpenuhi.
Ketika sudah beranjak dewasa, kamu mulai menuntut papa untuk dapat izin keluar malam, dan papa bersikap tegas dan mengatakan : “Tidak boleh.” Tahukah kamu bahwa papa melakukan itu untuk menjagamu, Karena bagi papa, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu. Dan yang datang mengetuk pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah mama. Tahukah kamu bahwa saat itu papa memejamkan mata dan menahan gejolak dalam batinnya. Sebenarnya papa ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi ia harus menjagamu? Sadarkah kamu bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti papa akan segera datang? Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan. Ketika kamu menjadi gadis dewasa, dan kamu harus pergi kuliah di kota lain papa harus melepasmu.
Tahukah kamu bahwa badan papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal papa ingin sekali menangis seperti mama dan memelukmu erat-erat. Yang papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu sambil berkata : Jaga dirimu baik-baik ya sayang. Papa melakukan semua itu agar kamu kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana, papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang. Sampai saat seorang teman lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada papa untuk mengambilmu. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin, kaarena papa tahu bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Akhirnya, saat papa melihatmu duduk di panggung pelaminan bersama seorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, papa pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu papa ke belakang panggung sebentar dan menangis? Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian papa berdoa : “Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik. Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya.” Setelah itu papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucu, yang sesekali datang untuk menjenguk.
Rambut papa telah semakin memutih dan badan serta lengan tak lagi kuat untuk menjagamu. Papa telah menyelesaikan tugasnya.
Papa, daddy, ayah, bapak, babe, pa’e atau abah kita adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis. Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. Dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa “kamu bisa” dalam segala hal.
 |
source: http://www.kidevo.com/home/news/info/6
|