Kamis, 02 Oktober 2014

Geist, Jo!

Diposting oleh Nanda maulida di 11.13 0 komentar
Buat postingan terakhir (5 postingan tugas dari kakak angkatan karena masih maba), aku bakal posting prolog novelku--duet sama Suryaningrum Ayu Irawati, yang bakal terbit gak tau kapan hihi :p Tapi lagi tahap revisi akhir biar bisa dikirim ke penerbit :D
Btw karena blogku sepi pengunjung dan paling cuma temen-temen deket aja yang buka, jadi aku ijin share prolognya ya Ayuk :p



PROLOG
Joanna selalu yakin pada adanya keajaiban.
Ketika anak-anak lain menjadi besar dengan sibuk bermain di masa kecilnya, Joanna justru dibesarkan dengan buku-buku yang membangkitkan imajinasinya.
Kata Mama, buku pertama yang dibaca Jo sampai tuntas adalah kumpulan dongeng Hans Andersen. Buku itu tadinya merupakan koleksi Mama, lalu dihadiahkan pada Jo ketika Jo berumur enam tahun (papa memberitahu Jo kalau sejak kecil Jo suka membuka-buka buku itu). Lalu, dilanjutkan dengan buku-buku dongeng yang ditulis mamaMama Jo seorang penulis.
Buku-buku itulah yang membentuk Jo seperti ini. Cerita-cerita tentang bintang yang lelah dan bosan karena terus-menerus berada di langit, lantai kamar yang hobi menggerutu karena si pemilik kamar jarang menyapunya, atau keran air yang jengkel karena sering lupa dimatikan.
Mama pernah bilang, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ketetapan yang digariskan Tuhan. Dan kalau ada sesuatu yang luar biasa dan menyenangkan terjadi tanpa kita duga, itu suatu keajaiban yang diberikan olehNya. Mama percaya keajaiban.
Begitu pun Joanna.
Dan itulah yang membuat Jo melakukan inibersepeda ke taman kota, merencanakan sesuatu. Di keranjang sepedanya, ada sebungkus plastik.
Jo mengayuh sepedanya dengan cepat, seakan bersaing dengan waktu. Sesampainya di taman, dengan cepat ia memarkirkan sepedanya, meraih tas plastiknya, lalu berlari ke salah satu pohon. Jo tidak tahu apa nama pohon itu, tetapi saat kemarin ia mencari pohon yang cocok, pohon itulah yang sesuai.
Joanna mendongak, tersenyum lebar memandangi pohon di depannya. Ia membuka tas plastiknya, mengeluarkan banyak burung kertas berwarna-warni yang telah dikaitkan dengan benang. Lalu, ia naik ke atas bangku yang berada tepat di bawah pohon—membiarkan tanah yang menempel di sepatunya mengotori bangku. Tidak lama kemudian, gadis kecil itu sudah sibuk menggantungkan burung kertas itu ke ranting-ranting pohon yang masih dapat diraih Jo.
Semalam, Jo sudah mempersiapkan semua ini. Ia menuliskan berbagai macam profesi yang menurutnya bisa cocok untuknya, lalu membentuknya menjadi burung kertas.
Awalnya, hanya karena pertanyaan guru Jo di sekolah, “Apa cita-cita kalian?
Semua anak menyebutkan cita-cita mereka dengan bangga. Jo satu-satunya murid yang terlalu bingung untuk menjawab. Ada banyak yang dicita-citakan Jo sampai Jo tidak tahu harus memilih mana.
Hari itu, Bu Prang—guru Jo, hanya tersenyum, lalu berkata, “Tidak apa-apa. Yang jelas, pilihlah cita-cita sesuai dengan kesukaanmu, sesuai dengan mimpimu.”
Dan hari ini, Jo yakin, sesuai harapannya, burung kertas yang pertama kali berpindah tempat dari pohon ini bertuliskan cita-cita yang cocok untuknya.
Besoknya, Jo kembali lagi. Jo menghitung kertas di sana. Masih sama saja. Enam belas burung kertas menggantung di sana.
Ketika hari berikutnya, Jo memekik senang ketika ada satu burung kertas yang hilang. Tapi burung kertas itu tidak ada di bawah pohon, tidak juga di sekitarnya. Joanna berusaha mencarinya.
Ujung-ujungnya Jo menyerah. Ia duduk di salah bangku di taman. Kemudian ia mendongak. Dilihatnya langit yang ternyata sudah berganti jingga.
Juga melihat burung kertas merah yang menggantung-gantung tertiup angin.
Joanna terpana. Ia bergegas berdiri, naik ke atas bangku, lalu mengambil kertas itu.
Menjadi seperti Mama.
Joanna terkikik geli. Kalau di kertas lain ia menuliskan hal-hal seperti dokter, guru, pramugari, desainer, dan sebagainya, ada dua kertas di mana ia hanya menulis ‘menjadi seperti mama’ dan ‘menjadi seperti papa’.
“Bodoh.”
Joanna berbalik. Seorang laki-laki bertubuh gemuk berjalan ke arahnya. Joanna mengenalinya. Jo melompat ke tanah, lalu berkata, “Oh, Leo. Kamu yang memindahkan ini?”
Leo mengangguk. “Aku penasaran pas anak bule kayak kamu ke sini. Ternyata cuma gitu. Aku ambil satu, terus aku pindahka.”
Joanna hanya tertawa. “Aku Cuma ingin tahu apa yang aku dapat,” ujar Jo. Ketika Leo tidak menampakkan tanda-tanda akan membalas perkataannya, Joanna bertanya, “Jadi, apa mimpimu?”
“Mimpi?”
“Iya, mimpi. Keinginan. Kamu ingin jadi apa? Yang kamu suka? Cita-cita?”
“Aku nggak punya keinginan.”
Joanna mengerutkan kening. “Kamu sama-sama kelas lima kayak aku, kan? Guru di kelasmu nggak tanya soal cita-cita?”
“Nggak.

“Oh.” Jo mengangguk-angguk. “Nggak apa-apa. Aku juga. Kemarin pas ditanyain Bu Guru aku nggak bisa jawab. Tapi ... bisa juga nanti aku jadi kayak Mama,” Joanna menggerak-gerakkan burung kertas di tangannya. Lalu Joanna terdiam sendiri, matanya menerawang. “Gimana, ya, rasanya jadi sesuatu yang kita inginkan?
Yeay! Jangan lupa di beli novelnya kalo udah terbit yaaaa^^

Hati yang Sempurna, A Inspiration Story

Diposting oleh Nanda maulida di 10.32 0 komentar
Ada cerita kasih, pada suatu hari seorang anak SMP tidur lalu bermimpi. Dalam mimpinya, seolah-olah setiap orang bisa melihat bentuk hati di dada orang lain termasuk hatinya sendiri. Sekilas, ia sangat mengagumi dan terheran-heran dengan suasana ini. Lalu, anak SMP itu mengalihkan pandangan ke dadanya sendiri, ia sangat bangga ketika melihat hatinya berbentuk merah jambu utuh dan berkilauan. “Hati yang sempurna” katanya, “Tak bercacat dan tak bernoda”.

Lalu ia melangkahkan kakinya keluar. Ia mulai mengamati hati orang-orang di sekitarnya. Ada yang terpancar indah seperti miliknya, ada yang terdapat luka, ada yang besar, ada yang kecil, dan sebagainya. “Wow, luar biasa…” katanya lagi. Si anak SMP makin yakin bahwa hatinyalah yang paling sempurna karena ia tidak melihat ada hati yang lebih indah dari miliknya.

Pandangan si Anak SMP terpaku saat melihat seorang wanita tua yang menggunakan penutup kepala. Wanita tua itu hampir tidak kelihatan wajahnya. Wanita tua itu berhati sangat besar tetapi tak berbentuk. Anak SMP itu heran kenapa banyak sekali lubang yang ternganga di hati orang itu. Ia berjalan mendekat ke arah si wanita tua dan bertanya kepadanya.

“Kenapa hatimu seperti itu? kenapa tidak berbentuk sempurna dan indah seperti milik saya?” Katanya setengah pamer.

Jawab wanita itu, “Mungkin karena kamu masih SMP dan belum terlalu memahami dunia.”
Wanita tua melanjutkan, “Setiap saya mencintai seseorang, aku mencongkel hati ini dan kuberikan padanya. Begitu pula jika saya menolong orang, selalu ada serpihan hati yang kubagi pada orang itu. Dulu, saat saya masih muda dan bergaul dengan banyak sahabat, hati saya teriris-iris karena harus kubagi pada banyak sekali teman. Saat saya mulai menikah dan punya anak, hati saya hampir habis tersayat-sayat untuk memahami suami dan mengasuh anak.”
“Tetapi, ada suatu saat di mana orang-orang juga mulai membagi hati pada saya. Mereka juga belajar mengiris hatinya untuk menutup setiap luka di hati saya hingga bertumpuk-tumpuk, itulah sebabnya kenapa hati saya beberapa kali lipat lebih besar dari hatimu, sekalipun tidak berbentuk lagi. Memang, tidak semuanya mau berbuat demikian, itulah sebabnya kenapa masih banyak sekali lubang menganga di hati ini. Sekarang, hati siapa yang lebih indah? hatiku atau hatimu?”

Si anak SMP tertegun untuk sekian lama. Ia mulai menyadari bahwa hati wanita tua itu jauh lebih sempurna dari hatinya. Luka, cacat, dan banyaknya tambalan di hati wanita itu justru menjadikannya lebih indah dan lebih besar dari miliknya. Setiap lubangnya seolah berbicara tentang cinta dan ketulusan di kehidupan yang dijalaninya. Sejenak, si anak SMP mulai mengamati wajah wanita tua. Ia terperanjat ketika wanita tua itu ternyata ibunya sendiri.

ceritainspirasi.net

Apa itu JURNALISTIK ?

Diposting oleh Nanda maulida di 09.50 0 komentar

SECARA harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda, journalistiek artinya penyiaran catatan harian.

Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu.
Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.
Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa.
Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri.
Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan.
Jurnalistik adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Jika setiap hari kita membaca, mendengar, atau menonton program berita, maka sadar atau tidak sadar kita terlibat dalam dunia jurnalistik, minimal sebagai objek atau sasaran (target audience) dari para jurnalis.
Bagi wartawan atau jurnalis, memahami ilmu dan teknik jurnalistik tentu merupakan hal yang mutlak. Namun demikian, masyarakat pembaca, pendengar, atau pemirsa pun penting mengenal dan memahami jurnalistik, setidaknya dasar-dasarnya, sehingga tidak menjadi objek pasif media massa, bahkan bisa menjadi pembaca, pendengar, dan penonton kritis dan aktif terhadap sajian berita yang disebarkan media.
Secara praktis, jurnalistik adalah disiplin ilmu dan teknik pengumpulan, penulisan, dan pelaporan berita, termasuk proses penyuntingan dan penyajiannya. Produk jurnalistik –utamanya berita—disajikan atau disebarluarkan melalui berbagai jenis media massa, termasuk suratkabar, majalah, radio, dan televisi serta internet. Setiap hari para wartawan meliput banyak peristiwa penting untuk diberitakan sehingga peristiwa itu pun diketahui publik secara luas.
Wartawan, dengan aktivitasnya tersebut, dapat disebut saksi sejarah sekaligus terus menuliskan catatan sejarah. Mantan editor Washington Post, Phil Graham, menggambarkannya sebagai “naskah kasar pertama sejarah” (a first rough draft of history) karena wartawan sering merekam peristiwa bersejarah pada saat kejadiannya dan pada saat yang sama harus membuat berita dalam tenggat waktu (deadline) yang pendek (Wikipedia).
Aktivitas jurnalistik utama adalah meliput dan memberitakan sebuah peristiwa melalui “rumus baku” berita 5W+1H –Who, siapa yang terlibat; What, apa yang terjadi; When, kapan terjadinya; Where, di mana terjadinya; Why, mengapa terjadi; dan How, bagaimana proses kejadiannya. Lebih dari itu, wartawan mempertimbangan peristiwa itu untuk diberitakan atau tidak, dengan parameter “nilai berita” (news value), seperti kepentingannya bagi publik (significace) dan dampaknya bagi masyarakat (effects), serta menarik-tidaknya bagi publik. Sering terjadi diskusi atau perdebatan di “ruang berita” (news room) atau ruang redaksi dalam proses seleksi peristiwa mana yang akan dipublikasikan.
Jenis (Media) Jurnalistik
Berdasarkan jenis media dan teknik publikasinya, jurnalistik dapat dibedakan menjadi jurnalistik cetak, jurnalistik elektronik, dan jurnalistik online.
Jurnalistik cetak (print journalism) adalah proses jurnalistik yang produk atau laporannya ditulis dan disajikan dalam media massa cetak (printed media), seperti suratkabar, tabloid, dan majalah.
Teknik penulisannya menggunakan “bahasa tulis” (written language) bergaya “bahasa jurnalistik” (language of mass media), bercirikan antara lain hemat kata, sederhana, mudah dimengerti, tidak mengandung arti ganda, dan umum digunakan.
Jurnalistik elektronik disebut juga Broadcast Journalism, yakni proses jurnalistik yang hasil liputannya disebarkan melalui media radio dan televis. Berita radio hanya menggunakan suara dan efek suara (auditory). Berita televisi dengan tambahan gambar (visual).
Wartawan radio –lebih sering disebut reporter— mengumpulkan fakta dan menyajikannya melalui suara (disuarakan, bercerita) saja. Sedangkan wartawan televisi –juga sering disebut reporter atau jurnalis televisi— melaporkan peristiwa dengan suara (kata-kata) sekaligus gambar hasil shooting dan/atau rekaman kamera video.
Teknik penulisan naskah radio/televisi menggunakan bahasa tutur, yakni rangkaian kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari (spoken words), sederhana, mudah dimengerti, ringkas, tidak rumit, dan jelas.
Sedangkan jurnalistik online (online journalism, cyber journalism) didefinisikan sebagai pelaporan peristiwa yang diproduksi dan disebarkan melalui internet atau proses jurnalistik yang hasilnya disajikan melalui media internet (cybermedia). Teknik penulisannya sama dengan jurnalistik cetak, yakni menggunakan tulisan (bahasa tulis), namun penulisannya lebih leluasa dan bisa jauh lebih lengkap dibandingkan naskah untuk media cetak atau elektronik. Umumnya media cetak, radio, dan televisi juga menyediakan media online.
Jurnalistik media online dapat hadir secara individual, bukan lembaga, dengan hadirnya blog atau weblog. Pemilik blog tidak hanya dapat menuliskan opini atau pengalalaman pribadi (diary), tapi juga mempublikasikan berita, artikel, dan feature layaknya media komersial. Kemunculan media online ini, termasuk weblog, dapat menumbuhsuburkan lahirnya “Indy Media” atau media independen, bahkan maraknya “underground media”, sekaligus mengimbangi “mainstream media” (www.romeltea.com).*
(Dikutip dari buku Kamus Jurnalistik karya ASM. Romli, Penerbit: Simbiosa Bandung, 2008).*

sumber : www.romeltea.com

Rembulan Tenggelam di Wajahmu - Tere Liye

Diposting oleh Nanda maulida di 09.47 0 komentar
Judul buku : Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Penulis         : Tere-Liye
Penerbit        : Republika
Tahun terbit    : 2009
Tebal buku      : 427 halaman
Warna cover    : Jingga
Harga buku     : Rp 60.000,00
Kenapa ia harus tinggal di Panti menyebalkan itu? Apakah hidup ini adil? Kenapa langit tega mengambil istri dan bayinya sekaligus? Kenapa semuanya terasa hampa dan kurang walau ia sudah memiliki banyak? Kenapa ia harus mengalami semua sakit ini? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang mengusik benak Ray selama 60 tahun kehidupannya. Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh seseorang berwajah menyenangkan yang mengajaknya mengenang kembali masa lalunya saat ia tengah terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit. Ray yang menjadi yatim-piatu saat masih berusia satu tahun karena kebakaran yang menewaskan kedua orang tuanya, terpaksa tinggal di Panti menyebalkan yang dikelola oleh Penjaga Panti yang terobsesi naik haji. Saat berusia 16 tahun, ia kabur dari Panti dan menjalani hidup sebagai anak jalanan dengan mencuri, mencopet, dan berjudi.
Novel ini banyak memberikan kita pelajaran hidup tentang kesederhanaan, keikhlasan, dan rasa syukur. Kisahnya membuat kita menyadari bahwa perbuatan kita dalam kehidupan berpengaruh kepada kehidupan orang lain walau kita tidak mengetahuinya. Selain itu juga memberikan pengertian pada kita bahwa hidup ini adil, sekejam apa pun takdir memperlakukan kita. Diceritakan dengan sangat menarik dan dengan pilihan kata yang mampu membius pembacanya. Alur yang memikat dan kisah yang terasa hidup membuat kita ikut hanyut dalam cerita.
Setelah sembuh dan boleh pulang dari Rumah Sakit di ibukota selepas menjalani operasi ginjal karena ditusuk oleh anak buah bandar judi yang dengki padanya, Ray tinggal di Rumah Singgah karena tak mau kembali ke Panti terkutuk itu. Di Rumah Singgah itulah untuk pertama kalinya Ray merasa memiliki keluarga. Namun setelah 3 tahun yang menyenangkan di Rumah Singgah, Ray memutuskan pergi. Ia mengamen untuk memenuhi hidupnya. Ia berteman dengan Plee, yang kemudian mengajaknya melakukan pencurian terhebat sepanjang masa, mencuri berlian seribu karat seharga milyaran rupiah yang dijaga ketat. Namun rencana yang disusun sempurna itu tidak berjalan lancar. Plee tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Ray kembali kekotaasalnya dan bekerja di sebuah proyek bangunan. Ia menikah dengan gadis yang merupakan cinta pertama dan terakhirnya. Namun setelah 6 tahun pernikahan mereka, istrinya meninggal setelah mengalami keguguran untuk kedua kalinya. Hati Ray hancur, sehingga ia memutuskan kembali ke ibukota dan membangun perusahaan besar dan merobohkan pesaing-pesaingnya. Namun, walau telah memiliki banyak Ray tetap merasa kurang. Bahkan kehadiran Vin juga tidak bisa mengisi kekosongan dalam hatinya, walau gadis itu menaruh perhatian lebih padanya. Tahun-tahun berlalu hingga ia berusia 54 tahun, saat itulah ia mulai terserang berbagai penyakit. Dan selama 6 tahun berikutnya ia harus menjalani berbagai macam pengobatan. Hingga akhirnya ia harus tetap terbaring di ranjang Rumah Sakit selama 6 bulan terakhir.
Orang berwajah menyenangkan itu menjawab pertanyaan-pertanyaan Ray dengan memperlihatkan potongan kisah masa lalunya, baik yang ia ketahui maupun tidak. Orang itu juga menunjukkan kepada Ray hal-hal yang menjadi misteri baginya, seperti peristiwa kebakaran yang membuatnya menjadi yatim-piatu. Kenyataan yang dipaparkan orang tersebut membuatnya terkejut dan tak percaya, bahwa kebakaran tersebut direncanakan oleh orang yang ia anggap teman selama hidupnya.
 http://fearlessmey.wordpress.com/2011/10/20/hello-world/

Selasa, 30 September 2014

CURRICULUM VITAE

Diposting oleh Nanda maulida di 08.11 0 komentar
Haaaaai! Setelah sekian lama enggak posting, hari ini aku mau posting lagi. Ini karena disuruh kakak PSDM, jadi aku mau mulai ngurusin blog ini lagi, Insya Allah kalo ada waktu hehehe. Btw, itung aja blog ini mulai dari nol lagi ya, postingan yang tahun-tahun lalu nggak usah di peduliin, nggak penting :p baca CV ku berikut ini ya! ^^ Salam kenal

CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap            : Nanda Maulida Hadyhati Utami
Nama Panggilan          : Nanda
Jenis Kelamin              : Perempuan
Agama                         : Islam
TTL                             : Tegal, 30 Juli 1996
Alamat Asal                : Jalan Bukit Kelapa Hijau II BB-16 Bukit Kencana Jaya
Alamat Kost                : -
Golongan Darah          : O
No. HP                        : 08985057895
Email                           : nmalidahu@ce.undip.ac.id
Universitas                  : Universitas Diponegoro (S1 SISTEM KOMPUTER)
Motto Hidup               : Man Jadda Wa Jada

RIWAYAT PENDIDIKAN
TAHUN
INSTITUSI
2000-2002
TK ALAM AR-RIDHO
2002-2008
SD ALAM AR-RIDHO
2008-2011
MTs NEGERI 1 SEMARANG
2011-2014
SMA NEGERI 15 SEMARANG

PENGALAMAN ORGANISASI
·         Dewan Galang MTs Negeri 1 Semarang
·         Rohis SMA N 15 Semarang
·         Dewan Ambalan SMA N 15 Semarang


PRESTASI DAN PENGHARGAAN
TAHUN
INSTITUSI
JENIS PRESTASI/PENGHARGAAN
2002
Masjid Pangeran Diponegoro
Juara 3 lomba Hafalan Surat Cerdas Ceria Ramadhan 1423 H
Juara 3 lomba Nasyid Cerdas Ceria Ramadhan 1423 H
2004
Sekolah Alam Ar-Ridho
Peserta Expo Sekolah Alam 2004
2005
Lembaga Pendidikan Islam Terpadu BINA AMAL
Peserta Lomba Cerdas Cermat Islami dalam kegiatan ‘Lomba Kreativitas Anak Sholeh 2005’
2006
JSIT INDONESIA REGIONAL 3
Peserta Kegiatan Jambore Ke 4 JSIT INDONESIA REGIONAL 3, Tingkat Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Kalimantan
2007
PERGURUAN PSTD (Pencak Silat Tenaga Dasar) INDONESIA
Ujian Kenaikan Tingkat Perguruan PSTD INDONESIA Pengda Jateng
2007
Sekolah Alam Ar-Ridho
Peserta Lomba Teknologi Sederhana dalam acara diskusi pendidikan “Berbagi Cerita Bersama Bunda Neno
2008
BADKO TPQ Kota Semarang
Peserta Ujian Bersama BADKO TPQ dan dinyatakan lulus
2008
Koordinator Pendidikan Al-Qur’an “Metode Qiraati” Cabang Kota Semarang
Lulus Ujian EBTAQ TPQ Khatam Tingkat Dasar
2010
Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Semarang
Juara 3 Kesenian Tari lomba Galang Bima X Tahun 2010
2010
MTs N 1 Semarang
Juara 1 Lomba Menulis Cerpen antar Kelas
2012
RACANA SUBIADINATA IKIP PGRI SEMARANG
Juara 3 Lomba Pemanfaatan Limbah Tepat Guna (PLTG) Putri pada kegiatan 6th Rover Scout Competition Se-Jawa Tengah
 

HAI NAND[A]CIL. Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting